Rabu, 12 Agustus 2015

6 Adab Berdo'a Menurut Al Ghazali

Dalam kitabnya, Ihya' Ulum ad Din, Al Ghazali menjelaskan tentang adab berdoa, secara garis besar dapat dirangkum sebagai berikut:

Pertama, pada waktu dan tempat yang baik dan mulia, seperti pada hari Arafah, bulan Ramadhan, Hari Jum'at, atau sepertiga akhir malam. Doa-doa tersebut diucapkan dengan dalam kondisi yang amat tenang, misal ketika bersujud, sebelum dan sesudah sembahyang, ketika menghadapi musuh, dan lain-lain, dengan menghadap kiblat.

Kedua, membaca doa dengan penuh harap agar dikabulkan (raja') dan khawatir (khauf) jika tidak diperkenankan. Dalam hal ini dianjurkan juga agar merendahkan suaranya dan penuh dengan kekhusyukan, serta merasakan keagungan dan kebesaran Allah Swt.

Ketiga, doa tersebut dibaca secara berulang-ulang dua atau tiga kali, untuk menunjukkan bahwa doa itu sangat dibutuhkan. Selain dengan pengulangan tersebut, dianjurkan juga untuk mengangkat kedua belah tangan dan ditutup dengan menyapukan kedua belah telapak tangannya di akhir doa. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw., yang diriwayatkan oleh 'Umar ibn Khattab r.a:

"Jika (seseorang) mengulurkan (mengangkat) tangannya pada saat berdoa maka (doanya) tidak akan dikabulkan hingga ia mengusapkan (tangan) ke mukanya." (HR. At-Thirmidzi)

Imam Az-Zarqany, dengan mengutip dengan mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Dawud mengatakan, jika kita berdoa hendaklah mengangkat kedua belah tangan kita setinggi dengan kedua belah pundak kita; sedang jika beristighfar hendaknya selalu diisyaratkan dengan telunjuk; sedang jika kita ber'ibtihal - meminta dengan sungguh-sungguh sekali, hendaklah kedua tangan kita diulurkan kemuka sambil mengangkatnya.

Keempat, susunan doa biasa dan sederhana, sopan dan tepat mengenai sesuatu yang dipintanya, dan tidak bertele-tele.

Kelima, mengawali dan mengakhiri doa dengan puji-pujian kepada Allah, dan shalawat kepada Nabi. Sebagaimana sabda Rasulullah, "Apabila kamu hendak berdoa, hendaklah memulai berdoa dengan memuji nama Allah dan membesarkan-Nya. Sesudah itu, bershalawat kepada Nabi. Sesudah bershalawat, barulah berdoa memohon sesuatu yang diinginkan." (HR. Abu Dawud & An- Nasa'i)

Keenam, bertobat diri sebelum berdoa dan menghadapkan diri kepada Allah. Hal ini dimaksudkan untuk menyucikan batin dari kotoran-kotoran ruhani.

*disadur dari buku: Anis Masykhur dan Jejen Musfah, "Doa Ajaran Illahi. Kumpulan Doa dalam Al- Qur'an dan tafsirnya" Jakarta: Noura Books (Mizan Group). 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar dengan bahasa yang santun, mari kita biasakan diri untuk melakukan perubahan yang positif di sekitar kita.